Perjalanan saya dalam membangun Banyumili Travel bermula dari langkah-langkah kecil yang penuh keraguan namun dibalut dengan tekad yang besar. Tahun 2013 menjadi saksi saat saya memulai usaha transportasi ini dengan kondisi yang bisa dibilang tanpa modal. Tidak ada kendaraan pribadi, tidak ada kantor megah, dan tidak pula jaringan besar. Hanya ada semangat untuk melayani masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan akses transportasi yang aman dan terjangkau di wilayah Kalimantan Timur. Modal awal saya adalah keyakinan dan keberanian, ditambah sedikit tabungan yang saya sisihkan dari hasil mengajar dan mendampingi UMKM. Bahkan, untuk mendapatkan armada pertama, saya harus meminjam kendaraan dan membayarnya secara bertahap dari hasil operasional harian. Banyumili lahir dari prinsip melayani sebelum menerima, dari keyakinan bahwa kerja keras dan kejujuran akan membuka jalan. Kini, Banyumili bukan sekadar nama usaha, tapi menjadi simbol kemandirian dan pengabdian yang terus saya rawat dan kembangkan.
Bagi saya, usaha bukan sekadar mencari laba, tapi memperpanjang nilai dan kebermanfaatan. Di awal merintis Banyumili Travel, tantangannya luar biasa: dari sulitnya mendapatkan kepercayaan penumpang hingga tidak jarang saya harus menjemput penumpang sendiri dibawa ke shuttle mobil travel demi memastikan pelayanan berjalan. Saya juga belajar dari nol: bagaimana mengatur jadwal, menghitung biaya operasional, hingga melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Setiap kritik dan masukan dari pelanggan menjadi bahan bakar untuk memperbaiki layanan. Saya tidak punya latar belakang bisnis, tapi saya punya niat dan pengalaman panjang dalam dunia pengabdian. Itulah yang menjadi kekuatan utama Banyumili hingga hari ini. Di tengah tantangan ekonomi yang tidak mudah, saya tetap berusaha menjadikan usaha ini sebagai ruang amal dan ladang pelayanan. Bahkan, saya meyakini bahwa usaha ini hanya bisa tumbuh karena saya selalu menghubungkannya dengan prinsip spiritual: memberi manfaat, menjaga amanah, dan menjemput keberkahan. Dari titik nol itulah saya belajar, bahwa bisnis dan nilai bisa berjalan beriringan jika dikelola dengan hati dan niat yang benar.
Di tengah arus informasi yang begitu deras, muncul sebuah ruang yang tidak sekadar berbagi wacana, tetapi juga membangun kesadaran: Sismanto.ID. Kanal ini lahir bukan dari ambisi personal, tetapi dari hasrat mendalam untuk berbagi nilai, refleksi, dan inspirasi yang berakar pada pengalaman nyata. Saya, Sismanto HS, bukan hanya seorang pendidik dan penulis, tetapi juga seorang pejalan yang telah melewati jalan-jalan panjang dalam dunia pengabdian: dari ruang kuliah hingga medan dakwah, dari laboratorium pemikiran hingga jalanan ekonomi kerakyatan. Situs ini saya bangun sebagai refleksi kolektif dan laboratorium nilai—di mana saya mengajak siapa pun yang haus akan makna dan pembaruan untuk turut serta berpikir dan bertindak. Dalam dunia yang sering kali terjebak pada polarisasi, Sismanto.ID hadir sebagai ruang inklusif yang mengusung misi besar: mempertemukan pengetahuan, iman, dan aksi. Selamat datang di sebuah perjalanan pemikiran dan perjuangan yang terbuka untuk semua kalangan. Untuk mengenal lebih dalam siapa saya dan apa yang menjadi fondasi gagasan ini, Anda bisa mengunjungi halaman tentang saya di sini.
Kanal Inspirasi
Inspirasi bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit. Ia tumbuh dari keberanian menafsirkan hidup, dari keringat perjuangan, dan dari ketulusan melayani. Di kanal Inspirasi Sismanto.ID, saya menghimpun kisah-kisah kecil yang menyala, menyusuri lorong-lorong peradaban yang barangkali luput dari perhatian. Ada cerita tentang santri yang bertransformasi menjadi penggerak desa, ada catatan dari ruang kelas sederhana di pelosok Kalimantan, ada pula refleksi dari perjumpaan dengan para ibu UMKM yang mengajarkan tentang kekuatan bertahan. Kanal ini tidak dibangun untuk menggurui, tetapi untuk menemani. Ia seperti lilin yang tak berniat mengusir gelap secara total, tetapi cukup menuntun langkah kecil siapa pun yang sedang mencari arah. Saya percaya, setiap orang punya peran—dan kanal Inspirasi ini adalah upaya saya mengajak pembaca untuk kembali percaya pada nilai-nilai kemanusiaan yang sering kita abaikan. Semoga dari sana, api semangat bisa terus dijaga agar tak padam di tengah realitas yang kadang membuat letih.
Inspirasi bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit. Ia tumbuh dari keberanian menafsirkan hidup, dari keringat perjuangan, dan dari ketulusan melayani. Di kanal Inspirasi Sismanto.ID, saya menghimpun kisah-kisah kecil yang menyala, menyusuri lorong-lorong peradaban yang barangkali luput dari perhatian. Ada cerita tentang santri yang bertransformasi menjadi penggerak desa, ada catatan dari ruang kelas sederhana di pelosok Kalimantan, ada pula refleksi dari perjumpaan dengan para ibu UMKM yang mengajarkan tentang kekuatan bertahan. Kanal ini tidak dibangun untuk menggurui, tetapi untuk menemani. Ia seperti lilin yang tak berniat mengusir gelap secara total, tetapi cukup menuntun langkah kecil siapa pun yang sedang mencari arah. Dalam setiap narasi, saya mencoba menghadirkan nuansa yang dekat dan membumi—seolah pembaca sedang duduk bersama saya, saling berbagi cerita dalam suasana hangat. Saya percaya, setiap orang punya peran—dan kanal Inspirasi ini adalah upaya saya mengajak pembaca untuk kembali percaya pada nilai-nilai kemanusiaan yang sering kita abaikan. Semoga dari sana, api semangat bisa terus dijaga agar tak padam di tengah realitas yang kadang membuat letih.
Opini dan Refleksi – Suara dari Pinggiran yang Bermakna
Dalam kanal Opini, saya mengajak pembaca untuk tidak sekadar menerima realitas sebagaimana adanya. Dunia yang kita hidupi hari ini terlalu kompleks, dinamis, dan kadang membingungkan untuk sekadar diterima tanpa perenungan. Pertanyaan-pertanyaan kritis perlu diajukan, bukan karena kita ingin membantah segala hal, tetapi karena kita ingin memastikan bahwa arah kehidupan ini tetap sesuai dengan nilai, akal sehat, dan hati nurani. Saya menulis opini bukan untuk menjadi hakim atas siapa pun, dan bukan pula untuk menjadi yang paling benar. Yang ingin saya bangun adalah ruang dialog: tempat di mana kita bisa saling berbagi gagasan tanpa merasa dihakimi, dan tempat di mana kita bisa mendengar sudut pandang lain tanpa merasa direndahkan. Dunia ini butuh ruang seperti itu—ruang yang memberi tempat bagi suara-suara yang selama ini terpinggirkan. Saya percaya, suara yang paling jujur justru lahir dari mereka yang tidak memiliki kepentingan untuk mendominasi, tetapi hanya ingin menyampaikan yang mereka alami dan yakini.
Tema yang saya angkat dalam kanal opini berasal dari lapisan kehidupan yang dekat dengan realitas masyarakat. Saya menulis tentang kebijakan pendidikan, misalnya, bukan dari buku atau teori semata, tetapi dari pengalaman melihat bagaimana sekolah-sekolah di pelosok masih kesulitan mendapatkan guru yang layak dan sarana yang memadai. Saya menyoroti arah pembangunan daerah bukan dari konferensi atau pidato pejabat, tetapi dari obrolan dengan petani, buruh, dan pelaku UMKM yang merasa tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Bahkan ketika saya menulis tentang politik anggaran, saya menyampaikannya dari perspektif rakyat kecil yang terdampak langsung oleh ketimpangan distribusi sumber daya. Setiap gagasan dalam tulisan saya merupakan buah dari perjalanan panjang mendampingi masyarakat, mengajar di ruang-ruang kelas yang sederhana, dan berdialog dengan mereka yang jarang diberi ruang di media arus utama. Saya tidak menulis dari balik meja kaca atau ruang seminar ber-AC, tapi dari tanah lapang, dari tepi sungai, dari mushala kecil, dari warung kopi, tempat suara-suara itu berdenyut. Di sanalah saya percaya: suara dari pinggiran sering kali lebih murni, lebih jujur, dan lebih layak didengar ketimbang suara-suara yang dibungkus diplomasi retoris.
Kanal opini ini saya hadirkan bukan sebagai etalase intelektualisme, tetapi sebagai jembatan antara hati dan akal. Saya ingin menghadirkan opini yang tidak hanya menggugah pikiran, tetapi juga membangkitkan empati. Saya ingin opini-opini saya bisa dibaca oleh siapa saja—bukan hanya akademisi atau birokrat, tetapi juga ibu rumah tangga, sopir travel, pedagang kaki lima, guru honorer, dan anak muda di desa yang sedang mencari arah hidup. Karena bagi saya, opini adalah salah satu bentuk cinta yang aktif. Cinta yang tidak diam saat melihat ketimpangan, cinta yang tidak tinggal tenang saat menyaksikan ketidakadilan. Menulis opini berarti berani berkata bahwa dunia ini bisa berubah—dan kita punya tanggung jawab, sekecil apa pun itu, untuk menjadi bagian dari perubahan tersebut. Jika satu tulisan bisa mengubah satu cara pandang, atau satu kalimat bisa menggerakkan satu langkah kecil, maka saya yakin kanal opini ini layak untuk terus dihidupkan. Bukan karena saya merasa hebat, tetapi karena saya percaya: suara dari pinggiran punya kekuatan untuk menggetarkan pusat.
Resensi dan Riset – Menemani Perjalanan Intelektual
Bagi saya, ilmu pengetahuan bukan sesuatu yang eksklusif hanya bagi mereka yang bergelar akademik atau berkutat di ruang kampus. Ilmu adalah hak semua orang yang ingin tumbuh, memahami hidup, dan memberi kontribusi bagi sesama. Itulah semangat utama yang melandasi kanal Resensi Buku dan Penelitian di Sismanto.ID. Saya ingin mengajak pembaca menjadikan membaca dan meneliti sebagai kegiatan yang menyenangkan sekaligus bermakna. Kanal ini saya isi dengan resensi dari berbagai bacaan—baik buku berat maupun ringan—yang menurut saya memiliki relevansi dengan realitas masyarakat dan perjalanan spiritual-intelektual kita sebagai bangsa. Saya percaya, satu buku yang dibaca dengan sungguh-sungguh dan direnungkan maknanya bisa mengubah cara pandang seseorang secara lebih dalam daripada seribu buku yang hanya dikoleksi sebagai formalitas. Oleh karena itu, saya menulis resensi tidak sekadar menyajikan ringkasan isi, tapi juga menuturkan bagaimana buku itu bersentuhan dengan hidup dan pengalaman saya sendiri.
Lebih dari sekadar membaca, saya juga menaruh perhatian besar pada kegiatan riset. Kanal ini saya gunakan pula untuk menyampaikan hasil-hasil pengamatan dan penelitian kecil yang saya lakukan di berbagai lini: mulai dari pendidikan Islam, praktik ekonomi syariah di level UMKM, hingga dinamika sosial-keagamaan dalam masyarakat multikultural. Riset-riset ini saya dokumentasikan bukan semata untuk memenuhi hasrat akademik, melainkan untuk menjadi kontribusi riil yang bisa diakses masyarakat luas. Saya percaya bahwa penelitian yang baik adalah yang bisa dipahami, diterapkan, dan dimanfaatkan. Karenanya, dalam menuliskannya saya selalu menghindari gaya bahasa yang terlalu teknis dan mengawang. Saya ingin siapa pun—baik itu pelajar, mahasiswa, guru, maupun masyarakat awam—dapat memahami dan mendapatkan manfaat dari apa yang saya tulis. Riset yang membumi adalah jembatan antara akademisi dan realitas, antara teori dan tindakan, antara gagasan dan kebermanfaatan.
Membaca dan meneliti, bagi saya, adalah dua aktivitas yang saling menguatkan. Membaca membuka cakrawala, sedangkan meneliti mempertajam intuisi dan kepekaan sosial. Dalam kanal ini, saya ingin menemani siapa saja yang tengah menempuh ziarah intelektualnya—apapun latar belakangnya. Saya menyadari, tidak semua orang memiliki akses atau waktu untuk kuliah formal, tapi saya percaya semua orang bisa belajar. Lewat kanal ini, saya ingin menunjukkan bahwa membaca bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan bentuk ibadah, bentuk cinta pada pengetahuan, dan bentuk tanggung jawab terhadap masa depan. Karena dari setiap halaman yang kita baca, dan setiap fenomena yang kita teliti, sesungguhnya kita sedang merawat kesadaran: bahwa dunia ini bisa lebih baik jika kita memahami dengan lebih dalam dan bertindak dengan lebih bijak.
Catatan Ketua – Kiprah, Tantangan, dan Harapan dari Daerah
Menjadi Ketua PCNU Kutai Timur bukan sekadar amanah struktural bagi saya, melainkan panggilan jiwa. Dalam posisi ini, saya tidak hanya duduk di balik meja, tetapi turun langsung ke lapangan—bertemu dengan masyarakat, para kiai kampung, guru ngaji, hingga pemuda-pemudi yang sedang mencari arah hidup. Kanal Catatan Ketua lahir dari pengalaman-pengalaman itu: sebuah jurnal personal yang saya tulis untuk mendokumentasikan denyut organisasi dan masyarakat yang sering luput dari sorotan media. Dari konsolidasi kader yang dilakukan di tengah keterbatasan logistik, advokasi pendidikan pesantren yang masih belum mendapatkan perhatian penuh dari negara, hingga kerja-kerja sosial yang kami lakukan di pelosok desa dengan dana swadaya dan semangat gotong royong—semua saya tulis dengan harapan dapat menjadi cermin sekaligus penyemangat bagi yang lain.
Saya meyakini bahwa tugas struktural dalam organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama bukan semata soal administrasi atau simbolik. Ia menuntut kehadiran, bukan hanya eksistensi. Kehadiran yang dimaksud adalah kemampuan untuk hadir secara nyata dalam problematika umat, menyatu dengan aspirasi mereka, serta menjadi pelayan yang rendah hati. Dalam kanal ini, saya ingin memperlihatkan bahwa transformasi sosial itu tidak hanya bisa dilakukan dari pusat atau kota besar, tetapi justru bisa dimulai dari titik-titik sunyi yang jauh dari radar kebijakan nasional. Kutai Timur adalah salah satunya. Dengan berbagai keterbatasan, daerah ini menyimpan potensi besar—baik dalam sumber daya manusia maupun spiritualitas masyarakatnya. Dan saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari proses perubahan yang sedang berjalan pelan tapi pasti. Lewat tulisan-tulisan ini, saya ingin mengabarkan bahwa meskipun sunyi, pergerakan itu nyata.
Catatan-catatan ini bukanlah laporan kegiatan semata, apalagi alat pencitraan. Saya menulis dengan jujur, karena saya yakin kejujuran adalah bahan bakar utama dalam membangun kepercayaan. Dalam organisasi seperti NU, kepercayaan adalah segalanya. Tanpa itu, struktur hanya akan jadi formalitas belaka. Saya berharap, siapa pun yang membaca kanal ini tidak hanya mendapatkan informasi tentang aktivitas struktural PCNU Kutai Timur, tetapi juga menangkap semangat pengabdian yang saya usung. Saya ingin para pembaca—terutama generasi muda NU—melihat bahwa dunia dakwah dan sosial bisa dijalani secara konkret, dengan kerja yang tenang, bernilai, dan berdampak. Semoga catatan ini menjadi jejak yang bisa dipelajari, dilanjutkan, dan disempurnakan oleh mereka yang kelak mengambil tongkat estafet perjuangan ini.
Publikasi – Menyemai Gagasan ke Ruang Publik
Menulis bukan hanya aktivitas intelektual, tapi juga bentuk perjuangan. Gagasan tidak boleh berhenti sebagai percakapan di ruang-ruang kecil atau diskusi internal, tetapi harus berani menyapa publik, membentuk narasi, dan menjadi kontribusi nyata dalam membangun kesadaran kolektif. Kanal Publikasi saya hadirkan sebagai wadah menyemai pikiran dan nilai ke ruang yang lebih luas. Di dalamnya, saya menghimpun artikel ilmiah, esai reflektif, makalah konferensi, hingga opini yang pernah dimuat di media nasional atau jurnal akademik. Setiap tulisan bukan hanya bertujuan menyampaikan gagasan, tapi juga untuk mengajak pembaca merenung, berdialog, dan—jika mungkin—bertindak. Saya percaya, bahwa satu tulisan yang jujur dan mengakar bisa memantik perubahan yang lebih berarti daripada seribu wacana tanpa arah.
Topik-topik yang saya tulis cukup beragam, tapi semuanya berpijak pada satu fondasi: keberpihakan kepada nilai, umat, dan keadilan. Saya menulis tentang ekonomi umat dengan pendekatan praktis berbasis UMKM dan wakaf produktif. Saya mengulas pendidikan karakter bukan dari sudut normatif semata, tetapi berdasarkan praktik pendidikan Islam multikultural yang saya jalani dan teliti. Saya membahas dakwah digital dengan kesadaran bahwa ruang siber hari ini tak bisa diabaikan sebagai arena baru pembentukan moral dan identitas umat. Kajian sosial keagamaan saya tulis dengan tujuan agar relasi antaragama, etnis, dan budaya bisa ditempatkan secara lebih sehat dan inklusif. Saya tidak sedang mencari pembenaran akademik, tapi menyuarakan pengalaman yang telah diuji di lapangan. Karena itu, kanal ini bukan hanya untuk akademisi, tapi untuk siapa saja yang ingin mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata.
Bagi saya, setiap tulisan yang dipublikasikan adalah bentuk sedekah ilmu, amal jariyah intelektual yang mudah-mudahan memberi manfaat jangka panjang. Menulis dan memublikasikan adalah cara saya menunaikan amanah keilmuan, menghidupkan tradisi literasi, dan menyalurkan keresahan menjadi solusi. Saya ingin membuktikan bahwa pemikiran yang jernih dan jujur tak harus terkungkung di menara gading. Ia harus hadir di tengah masyarakat, membumi dalam bahasa, dan membekas dalam tindakan. Kanal publikasi ini saya bangun bukan untuk menunjukkan siapa saya, tetapi untuk menghadirkan apa yang saya yakini: bahwa menulis adalah ibadah, dan publikasi adalah panggilan untuk berbagi. Jika tulisan-tulisan di kanal ini mampu menemani siapa pun yang sedang mencari arah, merawat harapan, atau menata ulang visi hidupnya, maka saya percaya ruang ini layak untuk terus dijaga dan dikembangkan.
Sismanto.ID dan Banyumili – Dari Gagasan ke Aksi Lapangan
Saya percaya bahwa ide sebaik apa pun harus menemukan jalannya di dunia nyata. Salah satu bentuk konkret dari gagasan-gagasan yang saya bawa adalah kiprah saya dalam mengelola layanan transportasi Banyumili Travel. Sebagai pelaku usaha dan pendamping UMKM, saya melihat bagaimana sektor transportasi dapat menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Lewat kanal ini, saya mendokumentasikan proses transformasi Banyumili dari sekadar penyedia jasa antar-jemput menjadi ekosistem layanan publik yang ramah pelanggan, islami, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Kolaborasi antara nilai spiritual, prinsip manajemen modern, dan semangat pengabdian adalah dasar dari semua inovasi ini. Banyak yang mengira bahwa antara dunia pemikiran dan dunia usaha tidak bisa berjalan seiring, tapi saya justru melihatnya sebagai satu kesatuan. Sismanto.ID bukan hanya tempat berpikir, tapi juga tempat menyusun strategi aksi dan mengevaluasi dampaknya bagi masyarakat.
Membangun kanal seperti Sismanto.ID bukan perkara mudah. Di tengah riuhnya konten viral dan tren instan, menghadirkan ruang refleksi dan pemikiran mendalam adalah tantangan tersendiri. Tapi saya percaya, bangsa ini tidak kekurangan orang baik—hanya saja sering kali mereka tidak diberi ruang untuk bersuara. Kanal ini adalah upaya saya memberi ruang itu. Menyalakan cahaya kecil di tengah gelapnya ruang publik. Saya mengajak siapa pun yang sejalan secara nilai, misi, dan cita-cita untuk menjadikan Sismanto.ID sebagai rumah bersama: tempat berbagi gagasan, berkolaborasi dalam program, atau sekadar menemukan kembali makna. Dunia ini mungkin tak berubah dalam semalam, tapi setiap tulisan, setiap aksi kecil, bisa menjadi bagian dari mozaik perubahan itu. Mari bergandeng tangan, menjaga semangat, dan terus bergerak. Karena selama kita masih percaya bahwa kebaikan itu ada, maka harapan pun akan selalu hidup.
Temukan lebih banyak gagasan dan refleksi di Sismanto.ID — tempat kita menanam nilai, menyemai pengabdian, dan menuai perubahan.